Ternyata Tasbih Bukan Hanya Digunakan oleh Umat Islam Saja

Kalau dengar kata tasbih, kebanyakan orang langsung terbayang umat Islam yang sedang berdzikir, menyebut nama Allah berulang-ulang. Tapi ternyata, benda yang satu ini bukan eksklusif milik satu agama saja, lho. Tasbih, atau dalam istilah umum disebut "prayer beads" atau "manik-manik doa", digunakan oleh berbagai agama di seluruh dunia, bahkan sejak ribuan tahun lalu.




Asal Usul Tasbih

Secara sejarah, penggunaan tasbih diperkirakan sudah ada jauh sebelum Islam. Fungsinya pun sama: membantu menghitung doa atau mantra yang diulang-ulang, supaya si pengguna bisa fokus dan tidak kehilangan hitungan.

Siapa Saja yang Menggunakannya?

1. Umat Hindu dan Buddha
Di India, tasbih disebut japa mala. Umumnya terdiri dari 108 butir, dan digunakan untuk mengulang mantra saat meditasi. Misalnya: "Om mani padme hum" diulang-ulang sambil memutar butiran mala satu per satu.


2. Umat Kristen (Katolik)
Dalam Katolik, tasbih dikenal sebagai rosario. Biasanya terdiri dari lima kelompok butir yang digunakan untuk doa-doa seperti Salam Maria, Bapa Kami, dan Kemuliaan.


3. Umat Sikh
Penganut Sikhisme juga menggunakan tasbih yang disebut mala untuk membantu meditasi dan pengulangan nama Tuhan (Nam Simran).


4. Umat Islam
Dalam Islam, tasbih digunakan untuk berdzikir, seperti menyebut Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar. Biasanya berjumlah 33, 66, atau 99 butir, mengikuti jumlah Asmaul Husna (nama-nama Allah).



Fungsi Tasbih di Berbagai Keyakinan

Meskipun agama dan ajarannya berbeda-beda, fungsi tasbih hampir sama di semua tradisi:
  • Menenangkan pikiran
  • Membantu fokus dalam doa atau meditasi
  • Menyambungkan hati dengan Tuhan
  • Menjadi bagian dari ritual atau ibadah harian


Lebih dari Sekadar Alat Ibadah

Menariknya, sekarang tasbih juga banyak dipakai sebagai aksesori, benda koleksi, atau bahkan alat bantu terapi (kayak stress relief). Tapi buat yang menggunakannya sebagai bagian dari ibadah, tasbih tetap punya nilai spiritual yang mendalam.


---

Penutup

Jadi, tasbih bukan cuma milik satu agama aja. Dari India sampai Timur Tengah, dari kuil sampai masjid—benda ini jadi pengingat bahwa manusia, dari budaya mana pun, punya kebutuhan yang sama: mencari ketenangan, menyambung diri dengan yang Maha Tinggi, dan menjaga fokus dalam ibadah.

Komentar